Boleh curhat nggak? Boleh yah, aku nggak tahu harus curhat
ke siapa lagi. Ini masalah yang aku alami selama bertahun-tahun. Setiap kali
aku mengalaminya, hatiku menciut, di dalam jiwaku hanya kemarahan dan keinginan
untuk melepaskan diri dari belenggu hidup yang tak terlihat.
Orang
tua. Orang tua adalah orang yang paling berperan penting dalam hidup kita,
karena merekalah kita lahir ke dunia yang fana ini, karena merekalah kita
bertahan hidup di dunia yang kejam ini, karena mereka, karena mereka dan semuanya
karena mereka.
Entah
apa yang ada dalam pikiran ayahku, entah apa yang diinginkan ayah dariku. Aku
anak pertama, begitu besar tuntutan yang diberikan ayah padaku. Aku harus bisa
ini, bisa itu, mengerti semua hal yang harus dimengerti, mencapai puncak keberhasilan,
dan blah blah blah!!! Terlalu banyak!!
Oke, ini serius. Orang tua
membandingakan ankanya dengan anak orang lain, itu sudah biasa. Hampir semua
orang tua di dunia ini melakukannya. Apa tujuan mereka? Apa maksudnya? Apapun
yang orang tua lakukan untuk anaknya, pasti ada tujuan baik di dalamnya, aku yakin
itu.
Cobalah mengerti perasaanku. Itu
adalah kalimat yang ingin kusampaikan kepada ayahku. Sederhana saja, cobalah
mengerti perasaanku. Ayah, aku tahu niatmu baik. Aku tahu kau ingin aku menjadi
orang yang berhasil, aku tahu kau ingin aku menjadi anak yang bisa
kaubanggakan, aku tahu dan aku juga ingin hal itu terjadi. Sungguh.
Aku bisa terima ayah selalu
membandingkanku dengan anak lain yang lebih baik dariku, lebih hebat dariku,
lebih membanggakan dariku, lebih dari apapun dariku. Karena aku memang hanya
anak biasa yang tak bisa apa-apa. Aku tidak seperti anak yang lain yang bisa
membanggakan orang tuanya, maafkan aku. Kau selalu menuntutku ini dan itu, aku
harus bisa ini, aku harus bisa itu. Tapi, pernahkan ayah berpikir apa aku
menginginkan hal ini terjadi padaku. Aku tahu aku hanya anak kecil yang tak
tahu apa-apa, aku tahu ayah yang paling berpengalaman dan yang paling tahu
tentang kekejaman dunia luar. Tapi, ini hidupku, beginilah takdirku, beginilah
aku dilahirkan, beginilah aku diciptakan. Setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Ayah tahu, bahkan ayah yang paling tahu apa kekuranganku. Tapi
mengapa ayah selalu ingin aku menjadi anak yang sempurna. Aku tak bisa menjadi
yang ayah inginkan, aku tak bisa menjadi anak yang ayah impikan, aku tak bisa
menjadi sempurna karena aku hanyalah manusia biasa. Apa aku salah memiliki
wajah yang tak menarik? Apa aku salah suaraku tak semerdu kicauan burung? Apa
aku salah aku tak bisa masak? Apa aku salah tak bisa tampil anggun layaknya
seorang perempuan? Apa aku salah? Apa aku salah? Bahkan aku tak pernah berpikir
aku menginginkan hal itu terjadi. Tapi, beginilah aku dilahirkan!Seperti kata mammy mosterku...
I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way
Don't hide yourself in regret
Just love yourself and you're set
I'm on the right track, baby
I was born this way
Oh there ain't no other way
Baby I was born this way
Baby I was born this way
Oh there ain't no other way
Baby I was born-
I'm on the right track, baby
I was born this way
Don't be a drag -Just be a queen
Don't be!
Ya, aku cantik di jalanku sendiri.
Jadi, kumohon biarkan aku menjadi orang sebagaimana aku dilahirkan, karena
beginilah aku dilahirkan. Kau tak bisa menrubah takdirku, yah. Karena takdirku
adalah hal yang hanya aku dan Tuhan saja yang membuatnya. Kau memiliki takdirmu
sendiri, aku jugu, kita semua memiliki takdir kita masing-masing. Biarkanlah
aku hidup sebagaimana aku dilahirkan, dengan kelebihan dan kekuranganku. Setiap
orang tak harus sama, Tuhan Maha Kuasa, Dia bisa membuat berbagai macam sifat
manusia, Dia bisa menentukkan takdir untuk masing-masing manusia. Dan Tuhan
juga membuatkan sifat dan takdir khusus untukku, tak ada yang sama. Tuhan hanya
memberikannya padaku, aku harus bersyukur, aku harus terima. Karena Tuhan
saying padaku, Dia tak membiarkan hidupku sama seperti orang lain, Dia
membiarkanku memiliki kehidupanku sendiri. Jadi, ayah, cobalah mengerti
perasaanku.
Aku memang tak bisa menjadi
professor, ilmuan, pramugari, pengusaha kaya raya dan yang lainnya. Tapi, aku
bisa menjadi diriku sendiri. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik, menjad hal
yang paling baik yang Tuhan tentukkan untukku. Don’t be a drag, just be a
queen! Don’t be a drag, just be a queen! Don’t be!
Masa depan. Masa depan
adalah hal yang tak terlihat. Aku sangat ingin melihatnya, mengintip
saja…Kadang aku bernya-tanya tentang masa depan. Akan seperti apa aku di masa
depan nanti. Mungkin jika pikiran itu terlintas di kepala kita, kita akan ingat
lagu yang satu ini…
When I was just a little girl,
I asked my mother, "What will I be?
Will I be pretty?
Will I be rich?"
Here's what she said to me:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
I asked my mother, "What will I be?
Will I be pretty?
Will I be rich?"
Here's what she said to me:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
When I was just a child in school,
I asked my teacher, "What will I try?
Should I paint pictures?
Should I sing songs?"
This was her wise reply:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
I asked my teacher, "What will I try?
Should I paint pictures?
Should I sing songs?"
This was her wise reply:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
When I grew up and fell in love,
I asked my sweetheart, "What lies ahead?
Will we have rainbows
Day after day?"
Here's what my sweetheart said:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
I asked my sweetheart, "What lies ahead?
Will we have rainbows
Day after day?"
Here's what my sweetheart said:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
Now I have children of my own.
They ask their mother, "What will I be?
Will I be handsome?
Will I be rich?"
I tell them tenderly:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be.
Que sera, sera!"
They ask their mother, "What will I be?
Will I be handsome?
Will I be rich?"
I tell them tenderly:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be.
Que sera, sera!"
Whatever will be, will be. The
future’s not us to see. Que sera sera! Apapun
yang terjadi
terjadilah, yang pasti dengan kehendak Tuhan juga. Seperti firman Allah
dalam
Al-quran surat Yaasin ayat 82
"kun fa yakun" yang artinya “Jadilah, (maka) jadilah ia !”. Itulah kekuasaan Tuhan, Dia menciptakan segalanya dan
menghendaki
apa yang terjadi. Dia selalu memberikan yang terbaik untuk kita, pasti.
Masa depan pasti berkaitan dengan
cita-cita. Cita-cita iu sendiri apa sih? Apakah cita-cita hanya sebatas
pekerjaan yang akan kita dapatkan pada saat kita dewasa nanti? Atau apa?
Pencapaian hidup? Mungkin saja… Sejak kita masih duduk di bangku TK atau
SD
kita selalu ditanya tentang cita-cita kita di masa depan nanti. Dulu,
kita
begitu bebas menjawab. Aku ingin menjadi polisi! Aku ingin menjadi
Presiden!
Aku ingin menjadi Tentara! Aku ingin menjadi Direktur sebua perusahaan!
Banyak
sekali. Seiring bertambah dewasa, pemikiran kita pun harus disesuaikan
dengan
realita yang ada. Jawaban kita tentang tentang cita-cita kita ketiak
kita duduk
di bangku SMA sangatlah berbeda dengan jawaban kita ketika kita masih TK
atau
SD. Lebih relistis, sesuai dengan keadan dan lebih mudah untuk dicapai.
Tapi, seperti apapun cita-cita itu jika aku
hanya berusaha sendirian, bagaimana bias tercapai! Selain kerja keras
dan
berdoa, aku juga butuh bantuan dan dukungan dari orang tua, karena
mereka
adalah motivasiku mewujudkan cita-citaku. Tapi, ayah bilang cita-citaku
terlalu
mengada-ngada tak realistis! Lalu aku harus menjadi apa! Hanya itu yang
kuinginkan!
Cita-cita kadang menjadi topic yang
tak ada habisnya dibahas. Sekarang aku sudah kuliah untuk mencapai suatu
tujuan
yang diinginkan ayahku. Aku tak menginginkannya, tapi aku tak berdaya
menolaknya. Sampai sekarang aku masih memendam cita-citaku yang paling
aku
inginkan di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Ayah, bisakah kau
melihatnya?
Aku menguburnya begitu dalam. Bertahun-taun aku berusaha menguburnya dan
sekarang
cita-citaku terkubur sudah. Tapi, sebenarnya akumasih mengimpikannya
sampai sekarang,
aku masih ngin mewujudkannya. Aku masih ingin berusaha sampai tubuhku
ini menyerah
pada dunia yang kejam! Aku buakan manusia super, aku butuh bantuan ayah,
aku butuh
bantuan mamah. Tolong Bantu aku, mah, pah. Hanya kalian yang bias
kuandalkan, hanya
kalian yang membantuku dengan ikhlas dan tulus, hanya kalian!!!
Sekali lagi, cobalah mengerti perasaanku!!!!