Kamis, 29 September 2011

Rio Haryanto siap-siap menuju F1

               Minggu ini aku lagi kanget berat *mungkin antara satu kuintal sampai satu ton* sama my first favorite driver, Kimi Matias Raikkonen. Waktu ngebayangin bang Kimi, tiba-tiba terlintaslah sosok pemuda Indonesia yang juga terjun di dunia motorsport. Ialah Rio Hryanto, pemuda 'asli' Indonesia ini memang sedang melaju pesat karir balapannya. Berawal dari karir di ajang balapan mobil formula junior lokal maupun setingkat Asia. Putra bungsu bapak Sinyo Haryanto dan Ibu Indah ini berhasil membawa nama bangsa Indonesia ke ajang motorsport setelah Ananda Mikola dan Tim Indonesia mengikuti A1GP bebrapa tahun yang lalu. Tapi, prestasi Rio ini sangat bagus loh pemirsa.
              Pada tahun 2010, musim perdana ajang GP3, Ria berhasil merai podiu pada GP Turki dan meraik posisi ke-5 pada akhir klasmen. Hebatkan!!! Prestasinya itu membuat Rio menjadi Test Driver F1 untuk Tim Virgin Racing, dan menjadi test driver termuda looh!!! Aww, Rio! Hebat deh!! Tidak hanya itu, pada tahun ini Rio juga berhasil meraih bebrapa podium dan 2 kemenangan pada ajang yang sama, GP3. Selain itu, Rio juga mencetak prestasi yang bagus di ajang Auto GP bersama dnagn tim DAMS Racing. Rencananya, pada tahun 2012 dan 2013 Rio akan terjun ke ajang yang setingkat lebih tinggi dari ajang GP3, yaitu GP2 Kesempatan Rio untuk membalap di F1 pun semakin dekat!!! Wah wah...

              Menurut berita dari Pertamina (lewat twitter) Rio akan membela tim DAMS Racing di GP2 nanti. Tim DAMS sendiri adalah tim papan atas di ajang GP2. Ya, mudah-mudahan 2 tahun di GP2 nanti Rio mencetak prestasi yang lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya. Amin. Semoga Rio menjadi pembalap F1 suatu hari nanti walaupun belakangan ini F1 penuh dengan masalah dan konflik disana-sini. Dan aku berharap kemampuan balap Rio sama dengan pembalap favoritku, Kimi Raikkonen. Liat aja fotonya, mirip kan? mirip kan? mirip kan? *maksa*


"Disini cuacanya cerah bang. Disana gimana?"
"Wah disini mendung, Yo. Mana ane kagak bawa payung lagi"
   





















Tapi, gaya hidup dan sikapnya Kimi jangan ditiru ya, Yo *sok akrab*. Dan aku juga berharap someday Rio akan menjadi legend di dunia motorsport. Amin. Kita sebagai warga Indonesia yang baik juga patut berbangga dan mendukung Rio Haryanto. Minimal, dengan doa. Pemerintah Indonesia juga harus membantu ya *ikut rapat RAPBN*

                   Mau tahu profil lengkap Rio Haryanto? Bisa baca lewat wikipedia Indonesia atau wikipedia bahasa Inggris dan ikuti terus beritanya yang membanggakan di official website Rio Hryanto. Join juga fanspagenya Rio haryanto di facebook Dukung Rio! untuk mendukung Rio Hryanto menjadi pembalap F1 pertama dari Indonesia :)

              Sekian dulu Essay saya kali ini maaf kalu nggak bagus, maaf kalau nggak suka, maaf ya maaf. Blog blog saya terserah saya dong :P Dilanjut nanti :)


                                                                                                        Salam Motorsport!!!















Kimi oh Kimi

Pertama kali aku suka Kimi, waktu itu masih membela tim McLaren
             Tiba tiba aku rindu sama Kimi Raikkonen nih :( Kenapa ya? Ada pertanda apa? Sejak aku suka Kimi tahun 2006, rasa suka itu nggak berkurang sedikit pun apalagi hialang. Kimi oh, Kimi....pesonamu....
             Gara-gara Kimi jugalah aku suka F1. Coba kalau nggak ada Kimi, mungkin aku nggak akan suka sama F1 *Kedipin bulu mata palsu ke Kimi*. Walaupun Kimi udah nggak balapan di F1 lagi, aku tetap suka Kimiiiii :*
             Kemarin-kemarin heboh berita tentang rencana comeback-nya Kimi ke F1. Mendengar beritanya ada rasa senang tapi di sisi lain aku nggak setuju kalau Kimi harus comeback dengan tim legenda Williams yang matre, sebenarnya semua tim F1 jadi matre sekarang -_-. Bahkan Kimi harus membayar mahal kalau ingin comeback ke ajang balapan jet darat terbesar di dunia itu. Tapi, denger-denger sih managernya Kimi bilang kalo Kimi nggak mau ngebahas masalah comebeck to F1 lagi. Katanya dia mau konsentrasi ikit WRC, Nascar dan Le Mans 24 Hour. Syukur deh. Walaupun nggak akan sering denger berita Kimi dan wajah Kimi tapi yang penting Kimi balapan di jalan yang benar, haha :D Dimanapun kau berada aku tetap mendukungmu, bang!! Kimi!!! Kimi!!!

Good bye F1!!!














Tuh kan Bang Kimi happy banget balapan di WRC :)


Bang Kimo seneng banget ya balapan di WRC













Liar, Jabrig, Happy, da yang pasti tetap ganteng!!!













Remembering Kimi Raikkonen in F1 :')



F1, NASCAR, WRC, atau LE MANS ya??
Abangku lagi pilek ya :( makan ice cream mulu sih



Kimi yang selalu bikin sensasi di sirkuit maupun di dpan media :)


woy! mau beli ice cream?? ada rasa oli mobil F1 nih!!! :D





asli ataupun kartun, tetep deh Bang Kimi yang paling awwww!!
 Dear Bang Kimi, dimana pun kau berada aku tetap mendukungmu bang. Kau yang terbaik bang *masang muka sedih*  I love you bang Kimi :* awwwww











 yang mau tau tentang profil abangku bisa liat di wikipedia indonesia atau lebih lengkapnya di wikipedia bahasa Inggris. Mau tau official websitenya klik disini.

 Bang Kimi, aku kangen abang!!!!!

Casper


                Kalian pasti tahu Casper dong! ‘Casper The Friendly Ghost’ itulah julukan untuk si Casper.  Tapi, menurutku julukan yang tepat untuk Casper adalah ‘Casper The Supid Ghost’. Kenapa? Why oh why? Tentu saja karena sikapnya yang ‘baik hati’. Dia kan hantu tapi kok baik sama manusia. Hantu kan biasanya menakuti dan mengganggu manusia.
                Aku curiga, otak manusia Casper belum dituker dengan otak hantu waktu dia beringkarnasi. *Emang hantu punya otak ya? Tanyakan saja pada hantu yang bergoyang*
                Casper adalah hantu berwarna putih susu transparan yang memiliki perut bulat dan mata yang besar. Casper bisa terbang, menembus dinding dan menghilang seperti hantu-hantu pada umumnya. Hal yang membuat Casper berbeda adalah dia ‘Baik hati’. Hal itu juga alasan aku tak suka pada hantu yang satu ini -_- You are stupid, Casper! Udah untuk bisa gentayangan jadi hantu, eh malah disia-siakan! Hantu tidk tahu terima kasih!!! Sincerely Ayya wanna be ghost ;)

Selasa, 27 September 2011

Recall (You've Been Choosen) Part 1


                Konsep cerita ini adalah horror dan pshyco. Selamat membaca dan mohon kritik dan sarannya :)
                 
                Malam hari di pinggiran kota selalu sama, suasana lembap dan sunyi menyelimuti gang sempit yang kumuh dan kotor. Orang-orang memakai pakaian hangat mereka untuk melindungi tubuh mereka dari udara malam yang sangat dingin. Mereka pergi menuju tempat yang sama, yaitu bar. Mereka mengahangatkan tubuh mereka sambil meminum beer, melepas lelah dan penat setelah seharian bekerja. Kebiasaan penduduk pinggir kota di musim dingin. Tapi, tak semua orang menikmati malam di dalam bar yang hangat. Beberapa tunawisma duduk di pinggiran gang, tiga tunawisma pria menghisap rokok mereka yang hampir habis, sedangkan seorang tunawisma perempuan asik meminum beer dari dalam kaleng sambil mengawasi orang-orang yang lewat di hadapan mereka.
                “Kau baru belajar, sudah mendapatkan 100 dollar, hebat! Kau memiliki bakat yang sama dengan pamanmu” Kata seorang pria berkumis coklat tebal bernama Matt.
                “Terima kasih, itu semua karena saran dan instruksi dari kalian. Aku tahu siapa ahlinya” Ujar Jeje sambil tersenyum. Pipinya merona merah.
                “Kau ingin mencoba lagi malam ini?” Tanya pria kurus bernama Brad.
                “Tentu, sedari tadi aku sedang mencari mangsa. Tapi, kupikir orang-orang yang lewat disini hanya membawa uang sedikit untuk membeli beer murah” Jawab Jeje.
                “Tentu saja mereka membawa sedikit uang, ini pertengahan bulan. Mereka pasti menghemat pengeluaran agar bisa bertahan hidup sampai pemabgian gaji berikutnya” Kata seorang pria pendek berkepala botak bernama Clark.
                “Hah! Mantan pekerja kantor tahu segalanya, pekerja kantor yang malang maksudku, malang sekali!” Kata Matt sambil mendorong Clark.
                “Hahaha, pekerja kantor macam apa yang berakhir menjadi seorang penjahat!” Seru Jeje.
                “Karyawan yang bodoh!” Seru Matt. Jeje dan Matt tertawa.      
“Diam kalian!” Teriak Clark.
“Ssssttt! Arah jam Sembilan!” Seru Brad pada teman-temannya. Seorang nenek-nenek sedang berdiri dibawah lampu jalan yang agak buram karena tertutup salju. Baju hangatnya tak cukup tebal untuk menyembunyikan perhiasan di pergelangan tangan dan lehernya. Kedua tangannya memegang erat tas tangan hitam besar.
“Wanita yang cantik, Bard! Kau ingin berkencan dengannya? Haha” Kata Jeje.
“Iya, kalau dia wanita yang kaya raya. Ini aksimu Je, ayo!” Perintah Brad sambil tersenyum sisnis penuh kemenangan.
Mereka menghampiri nenek-nenek itu setelah yakin keadaan sekitar sudah aman. Brad, Matt dan Clark berjaga di tiga sudut jalan. Jeje menghampiri nenek itu.
“Serahkan tasmu! Lepaskan semua perhiasanmu! Cepat!” Perintah Jeje.
“Mau apa kau!” Teriak nenek itu.
“Aku bilang, serahkan tas dan semua perhiasanmu!” Teriak Jeje, kesal.
“Tidak! Pergi kau! Tolong!” Teriak sang nenek.
“Mau melawan ya? Hah! Tak akan ada yang menolongmu nenek tua!” Teriak Jeje. Dia menodongkan pisaunya yang mengilat.
“Tolong!” Teriak nenek itu dengan suara serak.
“Berisik kau orang tua!” Jeje mencengkeram tas tangan warna hitam milik sang nenek. Berusaha merebutnya, tentu saja nenek itu kalah. Jeje pun berhasil merebut tas sang nenek. Kemudian Jeje merebut gelang emas yang melingkari tangannya yang sudah kriput. Setelah berhasil merampas gelang, Jeje mencoba merebut kalung sang nenek.
“Jangan! Jangan ambil kalungku! Jangan!” Teriak sang nenek sambil memegang erat kalung yang melingkar di lehernya.
“Berisik kau nenek tua!” Jeje kehilangan kesabaran, pisau tajamnya menggores leher sang nenek. Darah menyembur keluar dari leher sang nenek. Jeje terbelalak kaget.
“Jeje, apa yang kau lakukan?” Tanya Matt, kaget. Jeje memegang tangan sang nenek, tubuh tua sang nenek pun terjatuh di atas salju yang turun sore tadi. Jeje tak melepaskan genggaman tangannya, dia ikut terjatuh diatas salju. Dia masih kaget, tangannya bergetar.
“Seseorang datang” Bisik Clark yang berjaga di sudut gang.
“Seseorang datang, ayo cepat pergi!” Perintah Clark.
“Je, ambil kalungnya!” Perintah Matt. Jeje terdiam. Matt mengambil tas dan gelang yang tergeletak diatas salju.
“Je, apa yang kau lakukan! Cepat ambil kalungnya! Seseorang datang!!” Perintah Matt, ketakutan. Tubuh Jeje menggigil, tangannya yang menggenggam tangan sang nenek bergetar hebat. Matanya terbelalak melihat leher sang nenek yang robek karena sayatan pisaunya. Jeje berusaha mengambil kalung dari leher sang nenek yang penuh dengan darah segar. Tangan Jeje tak berhenti bergetar, dia tak bisa mengambil kalungnya. Jeje terlalu ketakuatan.
“Ayo!!!” Teraiak Clark. Jeje pun lari mengikuti teman-temannya tanpa kalung sang nenek. Jeje masih ketakutan, tangannya penuh darah. Wajah sang nenek yang sudah meninggal melintas di kepalanya.
Mereka berlari beberapa blok, kemudian masuk ke sebuah gang sempit yang gelap menuju sebuah gudang tua yang dipenuhi rongsokan dan sampah.
“Kau mendapatkan kalungnya?” Tanya Matt. Jeje menggelengkan kepalanya, matanya menatap kedua tangannya yang berlumuran darah.
“Kenapa kau tak mengambilnya!” Teriak Matt, serak.
“Maafkan aku” Kata Jeje. Seorang pria bernama Van mengahampiri mereka.
“Ada apa ini?” Tanya Van.
“Ya ampun, Jeje! Kau berdarah! Apa yang terjadi?” Teriak Van, panic.
“Itu bukan darahnya” Jawab Matt.
“Lalu darah siapa?”
“Itu darah seorang nenek yang dia bunuh tadi” Jawab Matt.
“Apa! Kau membunuh seorang nenek. Ah sudahlah, bersihkan tanganmu, pergilah tidur!” Perintah Van pada keponakan perempuannya itu. Jeje masuk ke dalam gudang tua tempat tinggal barunya. Jeje membersihkan darah dari tangannya dengan air dari kran kecil yang ada di sudut gudang. Kemudian dia membaringakan tubuhnya diatas sebuah papan diantara kerangka-kerangka mobil bekas.

                Keesokan harinya, matahari bersinar cukup terang untuk mengahangatkan tubuh. Mungkin musim dingin akan segera berakhir beberapa hari lagi. Jeje mangambil sekaleng beer, kemudian duduk disamping pamannya, Van.
                “Kau tak apa, kan?” Tanya Van, khawatir. Jeje menganggukkan kepalanya.
                “Matt sudah bercerita padaku tentang kejadian tadi malam” Kata Van.
                “Maaf aku tak bisa mengambil kalungnya” Ujar Jeje.
                “Taka pa. Tas dan gelang sudah lebih dari cukup. Uangnya ada banyak, mungkin kita harus membeli puluhan peti beer agar uangnya bisa habis”
                “Sebanyak itukah?”
                “Ya, dan akau hendak menjual gelangnya ke kota besok. Ini, ambil bagianmu, kau bisa membeli barang yang kau perlukan” Kata Van sambil menyerahkan puluhan dollar kepada Jeje. Van pergi meninggalkannya. Kemudian Matt menghampirinya dan duduk di sampingnya.
                “Kau baik-baik saja, Je?” Tanya Matt.
                “Ya, mungkin” Jawab Jeje, datar. Kemudian meminum beernya.
                “Kau tak usah takut. Aku juga pernah membunuh orang” Kata Matt.
                “Apa! Siapa?” Tanya Jeje, penasaran.
                “Kau tak usah tahu, aku akan merasa terhina jika menceritakannya padamu” Jawab Matt. Dia tersenyum sambil mengacak-acak rambut pendek Jeje, kemudian pergi.
                Sebenarnya, Jeje masih ketakutan akan kejadian semalam. Kepalanya masih dibayangi wajah sang nenek yang penuh dengan darah. Jeje ingin menceritakan ketakutannya itu, tapi dia tak ingin Van dan yang lainnya menganggapnya pengecut. ‘Hidupku selama ini aku lalui di neraka, aku harus bisa mengendalikan diriku’ Batin Jeje.

Bersambung.....Mau baca lewat note FB?  Klik Disisni dan disini 

Love Ride (Fast Not Furious) Part 3

                “Oyy!!! Woy!!!” Teriak seorang lelaki. Dia berlari ke arah kami.
                “Aduh… saya cari-cari, ternyata ada disini” Kata lelaki itu.
                “Abang siapa ya?” Tanyaku
                “Nggak kenal sama saya? Masa sih? Saya pemilik angkot ini” Jawabnya. Aku terbengong. Sang suami itu pun terbengong. Seingatku, pemilik angkot ini berperut besar dan agak pendek. Kok yang ini lumayan tinggi dan kurus.
                “Ah, bo’ong kali. Pasti abang copet ya…?” Tuduhku, penuh curiga.
                “Nggak kok. Saya serius, saya sopir angkot yang BAB tadi. Pas saya balik dari hajat saya kok mobil saya ilang. Terus, kata tukang ojek ada anak SMA nanyain saya. Saya sih curiganya Istri mas ini mau melahirkan soalnya ada bekas darah di aspal. Lalu saya tanya orang pasar katanya tadi ada angkot mau ke rumah sakit… Ya, udah saya nyusul deh….” Kata abang itu meyakinkan kami. Aku sih perlahan-lahan percaya. Hanya saja keadaannya yang tiba-tiba kurus begini membuatku terheran. Aku mempunyai dua teori mengapa dia sampai kurus begini. Yang pertama, awalnya dia memang kurus. Tapi, karena dia kebanyakan makan dan nggak BAB selama sebulan jadilah dia gendut. Awalnya aku pikir dia hamil. Yang kedua, aku pikir dia syok menemukan mobil angkot bututnya raib entah kemana…. Terus jadi kurus deh. Entah teori mana yang benar. Tapi, aku yakin salah satunya benar…
                “Untung angkot saya selamat…” Ucapnya dengan penuh rasa syukur.
                “Iya, maafkan saya ya, Bang. Saya akan kasih imbalam buat Abang berapapun Abang mau” Kata sang suami.
                “Nggak usah. Istri mas dan bayinya selamat, kan? Lebih baik untuk keperluan bayi Mas saja. Saya ikhlas kok. Toh, mobil saya selamat” Kata bang sopir dengan rendah hati. Aku tersenyum haru mendengan kemurahan hati dan kelapangan dadanya. Ternyata dia orang baik-baik.
                “Kalau masalah mobil yang selamat, makasihnya ke Kimi karena dia yang nyupirnya”
                “Yang bener Mas?” Tanya si sopir tidak percaya.
                “Iya beneran. Ya, sudah saya ke Istri saya dulu ya…. Loh, Kimi mana?”
               
                ‘Ngoookk…Ngiiiikkk’. Aku tersentak kaget. Aku pikir itu suara apa. Ternyata suara klakson angkot butut itu…. Angkot itu menepi.
                “Ayo naik!” Ajak Abang sopir itu padaku. Aku sedikit curiga Padanya. Jangan-jangan dia bermaksud jahat padaku. Tapi, tadi dia sangat baik pada Om itu… Huh!!! Aku harus berhenti berpikir yang nggak-nggak. Aku berniat duduk di belakang. Tapi, darah sang istri itu masih ada dan terlihat segar. Aku jadi mual. Terpaksa aku duduk didepan. Di  samping sopir.
                “Bener, tadi kamu yang nyetir?” Tanya Abang sopir. Aku mengangguk cepat.
                “Wah, awalnya Abang nggak percaya…. Tapi, ternyata beneran ya”
                “Memanagnya kenapa Bang?”
                “Ya, aneh aja…. Kota kita ini kan kota kecil, yang punya mobil di tiap desa bisa dihitung jari, itu pun jarang dipakai. Kebanyakan orang naik motor. Tapi, kamu masih muda sudah bisa nyetir mobil melewati pasar yang padet kayak gini. Apalagi kamu seorang perempuan” Aku terdiam. Tapi, aku merasa tadi hanyalah faktor keberuntungan, keanehan dan keajaiban.
                “Kamu bisa nyetir mobil, belajar di nama?”
                “Um, sebenernya saya nggak bisa-bisa amat Bang. Cuman sekilas. Dua taun yang lalu saya belajar nyetir mobil kakek saya. Itupun hanya sekali-kalinya dalam hidup saya…. Jadi, saya juga bingung Bang” Jawabku.
                “Oh, begitu…. Tapi kamu ngerti cara menjalankan mobil?”
                “Iya sih. Saya masih hafal. Mungkin saya kurang lancar aja”
                “Um, begitu ya…” Mobil melaju kencang. Aku tak bisa merasakan tubuhku yang sangat kelelahan ini. Arlojiku menunjukkan jam setengah empat sore. Padahal aku kaluar dari sekolah sejak jam sebelas siang.
                Mobil angkot menepi di sisi jalan depan rumahku. Aku tak menyadari kakiku turun dari mobil.
                “Kimi? Nama kamu kan?” Tanya Abang Sopir.
                “Iya, Bang. Nama saya Kimberly” Jawabku, lesu.
                “Um, begini. Kalau kamu berminat, saya bisa mengajari kamu mengandarai mobil lebih hebat lagi”
                “Heh? Nggak usang Bang sopir. Saya nggak butuh kursus mobil. Selain umur saya masih enam belas tahun, saya juga lagi fokus buat Ujian Nasional nanti”
                “Itu terserah kamu. Tapi Abang hanya menyarankan saja. Di dalam diri kamu ada bakat pengemudi mobil yang hebat. Dan itu harus diasah dengan latihan-latihan khusus agar bisa keluar secara alami. Tapi, Abang nggak akan memaksa. Tapi satu saran yang harus kamu ikuti. Dengarkan naluri dan pikiranmu, maka kamu akan menjadi diri sendiri seutuhnya”
                “Makasih tawaran dan sarannya, Bang”
                “Ya, sama-sama…. Mungkin lain kali. Tapi, tolong. Kamu pikirkan baik-baik, dan ikuti apa kata hatimu, Kimi. Namamu saja mirip mantan pembalap F1. Kimi Raikkonen. Ya, walaupun dia laki-laki. Tapi, kamu juga suka F1 kan?”
                “Kok, Abang sopir tahu sih?”
                “Dari tas kamu aja udah keliatan kok, ada banyak pernak-pernik F1nya. Ya, sudah hanya itu saja. Saya tidak bermaksud jahat. Tapi, jika berubah pikiran. Cari saja saya, nama saya Yogi. Tanya saja pada orang-orang di terminal, pasti mereka tahu”
                “Iya, terima kasih bang Sopir, eh, Bang Yogi” Kataku terbata-bata. Mobil angkot itu melaju kencang. Aku berjalan sempoyongan ke dalam rumah. Ibu mengintrogasiku yang pulang terlambat. Karena tubuhku terasa remuk setelah mengalami ketegangan yang tak biasa, jadi aku berbohong saja. Entah bagaimana mulutku bisa berbicara, tapi, yang pasti aku nggak bisa berterus terang tentang apa yang terjadi. Sisa hari Sabtu ini aku habiskan untuk beristirahat.
                Di hari Minggu aku tidak kemana-mana. Diam di rumah berusaha memahami materi pelajaran secepat mungkin. Karena sebentar lagi aku akan menghadapi UN. Rasa khawatir langsung menyergapku. Bagaimana kalau aku nggak bisa ngerjain soalnya? Gimana kalau aku nggak lulus? Oh, iya nanti malam ada F1 GP Spanyol. Aduh…Kok aku malah mikirin balapan sih.  

Bukan salahku!!!





Halo, pernah mengalami pengalaman yang buruk? Semua mahluk hidup pasti pernah mengalami pengalaman, baik itu yang buruk maupun yang baik. Dan pada akhirnya semua mahluk hidup akan mengalami pengalaman yang paling buruk, yaitu kematian.
                Aku suka banget sama balapan. Sejak aku tahu dunia balapan dan sejak aku bisa nyetir motor. Bagiku, membawa kendaraan dengan pelan adalah hal yang membosankan. Kecepatan minimumku bisaanya 60 km/jam, kecepatan normal 80 km/jam, dan kecepatan maksimum 100 km/jam. Kecepatan yang wajar bagi cewek penakut kayak aku J
                Aku sering denger, perkataan orang tua, mereka bilang kalo “orang yang belum pernah mengalami kecelakaan nggak akan jago nyetir”. Entah dari mana mitos itu berasal. Tapi, pastinya kecelakaan adalah hal yang nggak menyenangkan. Aku pernah mengalami kecelakaan motor setahun yang lalu, dan hal itu masih menjadi mimpi buruk bagiku L
                Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah ulangan umum smester satu. Ketika itu, aku sudah kelas tiga SMA. Biasanya setelah ulangan umum smester, sekolah mengadakan class meeting yang diisi odengan pertandingan olah raga dan permainan tradisional antar kelas selama satu minggu penuh. Aku sendiri ikut lomba maen congklak, dan langsung kalah pada babak penyisihan. Maen congklak aja kalah -_- #galau.
                Sebenarnya, selama class meeting berlangsung tidak ada absensi, jadi siswa boleh bolos. Suatu hari, ayahku menyarankan aku untuk nggak pergi ke sekolah. Tapi, aku memaksa pergi ke sekolah karena aku mau bantuin guru sejarah yang notabene guru terfavorit di sekolahku, untuk memeriksa jawaban ulangan umum para siswa. Maklum, murid teladan *diguyur Pembina osis berkumis baplang*.
                Di tengah perjalanan, ada seorang anak kelas satu SMP yang mengendarai motor Suzuki Skywave, yang bodinya besar dan berat itu. Dari kejauhan aku udah tau kalo bocah itu mau balik arah, karena dia memarkirkan motornya di tepi jalan sambil menengok ke belakang. Karena aku tahu aturan dan tata karma dalam berkendara, aku membunyikan klakson pada bocah itu sebagai tanda aku hendak lewat. Tapi, ketika aku menggas motor Yamaha Mio-ku bocah ingusan itu ada di tengah jalan. Dia kesulitan memarkirkan motornya yang lebih besar dari badannya itu, dan berada tepat di tenga jalan. Aku nggak tahu kenapa bocah itu nyebrang. Padahal aku kan udah bunyiin klakson. Seharusnya dia diam dulu di pinggir jalan, nunggu aku lewat. Karena aku menarik gas dalam-dalam, akhirnya ‘BRUKKKK’ bagian depan motorku menabrak tepat di bagian tengah sisi kanan motor bocah itu. Aku terpental tak jauh dari motorku, aku mendarat di aspal yang kasar. Tanganku menahan tubuhku agar tak membentur aspal, sehingga tangan kananku lecet. Aku mendengar suara helmku membentur aspal. Aku mendarat dengan posisi sujud. Seketika itu juga aku merasakan ada darah yang mengalir di wajahku. Seorang bapak-bapak langsung membawaku ke sebuah klinik yang berada tepat di depan TKP. Tubuhku terasa lemas, kepalaku pusing dan aku sangat ketakutan. Aku tak tahu keadaan motorku tersayang, aku sangat mengkhawatirkannya, karena aku sangat sayang pada motor itu L
                Setelah dibaringkan diatas sebuah kasur khusus pasien, aku langsung diimpus oleh seorang bidan yang menjaga klinik tersebut. Bapak-bapak yang menolongku pun menanyakan alamat rumahku, tapi aku terlalu lemas karena merasa terguncang atas kejadian itu, sehingga aku nggak bisa banyak bicara. Tapi, kenapa aku nggak pingsan? Aku ingin pingsan!! Untungnya, ada seorang siswi SMA yang merupakan teman sekolahku waktu SD. Akhirnya dia dan bapak-bapak itu pergi memberitahu orang tuaku. Kebetulan TKP terletak di depan klinik dan SMA negri tempat teman SDku bersekolah. Sangat kebetulan, ironi diatas ironi!
                Dalam keadaan terjaga, aku merasakan darah mengalir dari hidung dan mulutku, aku juga merasa sangat mual. Sungguh menyiksa, apa lagi pikiranku dipusingkan oleh orang tuaku. Aku jadi pepes kalo mereka tahu! Apa lagi mamah! Tak lama kemudian mamahku datang dengan seorang tukang ojek. Mamah langsung mengahmpiriku sambil mengusap keningku tanpa bicara sepatah kata pun. Mungkin beliau shok L
                Bagaimana keadaan bocah itu? Ah, aku hampir lupa! Mana bocah sialan itu!!! Ternyata, bocah ingusan itu sudah pulang ke rumahnya dengan motornya! Sial!!Ibu bidan yang merawatku tak henti-hentinya, mengumpat pada bocah itu. Padahal bocahnya nggak ada -_-.  Orang tua bocah itu pun datang, dia marah-marah dan langsung beradu mulut dengan ibu bidan, membuat kepalaku semakin pusing!
                “Mana anak bapak! Tidak bertanggung jawab sama sekali!” Teriak ibu bidan sambil tolak pinggang, untung bukan tolak cinta. Bisa-bisa bapak itu patah hati, langsung galau deh -_-
                “Tanggung jawab apanya! Jelas-jelas anak itu yang menabrak anak saya!” Teriak Bapak itu tak mau kalah.
                “Telinga nak saya berdarah! Dia terluka parah, anak saya dirawat di klinik sekarang!!” Teriak bapak itu lagi.
                “Dirawat?!! Wong, dia bisa pulang naek motor sendirian kok lukanya parah! Ngarang!” Teriak ibu bidan, sewot.
                Itulah percakapan, ehm, teriakan antara Bapak sang bocah dan Ibu bidan yang kuingat. Kira-kira seperti itulah. Ibuku hanya diam saja, mungkin dia masih shok. Untuk memastikan kebenarannya, tukang ojek diutus untuk melihat keadaan si bocah. Kemudian, ayahku datang. Dia langsung Tanya sana-sini tentang apa yang terjadi. Dan tentu saja, ibu bidan lah yang paling semangat menjawab pertanyaan ayahku dengan semangat seorang bidan 45!
                Sang tukang ojek kembali ke klinik. Ternyata si bocah hanya mengalami pendarahan pada telinganya. Dia dibawa ke klinik cuman untuk di peirksa kok, bukan dirawat. Halah si bapak ini!!
                Darah berhenti mengalir dari hidung dan mulutku. Tapi, aku merasa mual dan… Hooeeekkss!!! Aku muntah darah. Semua orang dalam ruangan itu panik.
                “Astagfirullah, bawa ke rumah sakit aja, pak! Sepertinya, darah ini akibat dadanya membentur aspal. Bukannya nakut-nakutin, tapi pernah ada kejadian seperti ini pak. Karena nggak dirawat di rumah sakit, dia meninggal” Kata ibu bidan.
                Kemudian ayah dan ibuku langsung pergi mencari pamanku yang bekerja sebagai seorang mantri di puskesmas. Beberapa siswi SMA mengelilingiku, diantara mereka ada tiga orang yang merupakan temanku waktu SD dan SMP. Teman SMA-ku juga datang. Darah hitam kental aku muntahkan dari dalam perutku. Rasanya sangat tidak enak!! Tubuhku sekain terasa lemas, tapi kenapa aku tidak pingsan!!! Aku ingin pingsan saja!!
                Ayahku dan ibuku datang bersama pamanku, aku langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil Xenia milik pamanku. Di dalam mobil aku masih muntah darah, dadaku menjadi sesak. Ditambah dengan mobil yang goyang-goyang akibat jalan yang berlubang di sana-sini.
gambar rontgen 1.A
gambar rontgen 1.B
                Sesampainya di UGD rumah sakit X, dokter langsung mendiagnosa ada yang luka di kepalaku. Padahal aku udah pake helm! Aku langsung dibawa ke ruang radiologi untuk di-rontgen. Tapi, hasil ront-gen nggak menunjukkan hasil yang baik. Akhirnya aku langsung di rujuk ke rumah sakit Y untuk di CT-Scan, karena alat CT-Scan milik rumah sakit X sedang rusak. Aku langsung dibawa ke rumah sakit Y dengan ambulance.
                Setelah menunggu seorang pasien yang sedang di CT-Scan juga, akhirnya tiba giliranku di CT-Scan. Akhirnya!! Perasaanku campur aduk. Ada rasa takut kepalaku rusak dan rasa penasaran di CT-Scan. Maklum, baru pertama kali ini aku dirawat di rumah sakit #bangga.
gambar ct-scan 1
gambar ct-scan 2
                Dalam keadaan sangat lemas, sebagian tubuhku masuk ke mesin yang berwarna putih itu. Cahaya terang dari mesin itu menyilaukan mataku. Ah, kepalaku sedang diphoto rupanya. Setelah selesai, aku langsung dibawa ke rumah sakit X untuk diopname. Aku dirawat di lantai 2 ruang 207 bersama beberapa pasien lainnya. Selama dirawat aku ditangani oleh dokter sarap, eh, dokter spesialis syaraf maksudnya. Tapi, kurasa nggak ada yang salah dengan kepala atau syarafku. Buktinya aku nggak pingsan! Bahkan nggak pernah pingsan sampai sekarang!!

                Aku dirawat selama beberapa hari. Selama diopname, aku merasa tubuhku sehat wal afiat. Hanya lidahku yang tergigit dan telapak tangan kananku yang tersa sakit. Selain itu, baik-baik saja. Bahkan pada suatu malam aku nggak bisa tidur alias insomnia, kebiasaanku. Aku merupakan pasien yang paling aktif, nggak pernah bisa diem, keluar ruangan, rajin nontn tv, bahkan aku sempat foto-foto dengan muka lebam, hehe. Lumayan, kapan lagi bisa foto dengan pipi Chubby alias bengkak :p
                Setelah dipastikan sehat. Aku langsung dipulangkan. Senang rasanya bisa pulang. Nggak disuntik lagi deh, hore!! :D
                Sudah dua hari aku di rumah. Si bocah itu nggak ngejenguk aku, nggak tahu diri banget yah. Pada sore harinya, hidungku mengeluarkan darah. Awalnya hanya sedikit, tapi semakin lama semakin banyak. Bahkan aku menghabiskan dua lusin tisu. Karena darah yang keluar semakin banyak, aku dibawa lagi ke rumah sakit X. Dalam perjalanan yang cukup jauh, darahku terus menerus menetes memenuhi ember yang diletakan di pangkuanku. Mobil yang sering goyang-goyang membuatku mual. Aku muntah mengeluarkan semua makananku pada hari itu dan darah!! Ya, ada darah hitam kental keluar bersama makananku itu!!
                Sesampainya di UGD rumah sakit X, aku langsung merasa lemas karena mengeluarkan banyak darah. Apa lagi ditambah udara dingin ala ruangan UGD rumah sakit. Aku masih muntah-muntah. Tapi, yang keluar hanya darah. Mungkin makanan di perutku sudah habis terkuras.
                Seorang dokter mengatakan bahwa ada yang salah dengan hidungku, darah yang aku muntahkan juga merupakan darah hidung yang turun ke perut. Darah bercampur dengan asam lambung, menimbulkan rasa mual, sehingga aku muntah-muntah. Kemudian, dokter menyuntikku agar aku memuntahkan semua darah yang ada di perutku. Selama perjalanan ke ruang opname, aku memuntahkan banyak darah. Dengan mata yang merem-melek, aku melihat semua orang yang ada di rumah sakit melihatiku. Aduh malu, aku belum mandi >,< *digampar pake suntikan*.
gambar rontgen B.1
                Aku diopname pada ruangan yang sama. Esok harinya, aku langsung dibawa ke rauang radologi untuk di-rontgen ulang. Kali ini, hidungku dan batok kepalaku yang dirontgen. Selesai di-rontgen, aku langsung dibawa ke ruangan dokter spesialis THT. Disana hidungku direkam. Ternyata, tulang hidungku bengkok dan tulang diantara kedua mataku retak karena benturan hidungku dengan helm. Bolong hidung bagian kiriku lebih lebar dari pada yang kanan akibat tukang hidung yang bengkok. Sedangkan retak patda tulang diantara mata menyebabkan pembuluh darahku pecah dan mengalami pendarahan. Itu menurut dokter THT.
gambar rontgen B.2
                Dokter menyarankan untuk dioperasi agar hidungku sembuh total. OMG! Operasi? Oh No!!! Ayahku kaget, beliau tak mau aku dioperasi. Aku pun sama, nggak mau!!! Akhirnya, dokter melakukan tindakan alternatif. Hidungku di sumpel dan dikasih obat untuk mencegah pendarahan. Hal ini sangat menyiksa, membuatku sulit bernafas.
                Pada kunjunganku ke rumah sakit yang kedua ini, aku diopname selama lima hari. Pada hari ke-empat, tiba-tiba aku teringat kecelakaan itu, lalu menangis. Ternyata rasa kagetku baru datang.
                Kecelakaan itu telah dilaporkan pada pihak yang berwajib. Motorku dan motor bocah itu disita. Aku mendapatkan santunan dari Jasa Raharja, sekolah, dan keluarga. Yah, lumayan buat bayar biaya rumah sakit. Bahkan pihak rumah sakit memberikan diskon. Apa mungkin karena kau datang dua kali ya -.-
                Setelah pulang dari rumah sakit aku benar-benar menjaga hidungku agar tak tersenggol. Fungsi penciumanku juga rusak dan hidungku menjadi sensitive pada debu, asap dan dingin. Benda yang berbau menyengat seperti parfum, ikan dan lain-lain. Jika terkena dingin hidungku langsung berair. Tentu saja membuatku terganggu dan kesal.
                Motor mio kesayanganku nggak apa-apa. Walaupun bodinya diganti karena banyak lecet, tapi performa mesin Yamahanya masih kayak baru, cing!
                Sampai saat ini, aku belum tau seperti apa wajah bocah sialan itu. Bukannya ngejenguk malah ngacir, nggak tanggung jawab banget sih! Hidungku pun masih rusak. Penciumanku membaik, tapi benda yang mempunai bau menyengat sering membuatku mual dan pusing. Hidungku pasti berlendir, ketika aku keseringan minum air dingin. Sampai saat ini aku masih benci sama bocah SMP itu! Sial! Aku jadi semakin benci sama yang namanya anak kecil!
                Secara teknis, aku yang nabrak bocah itu. Tapi, secara kronologis, bocah itulah yang salah! Udah dikasih tanda masih aja ngotot balik arah. Udah nggak tau aturan lalu lintas, badannya nggak bisa bawa motor, hidup lagi!! -_-
                Bocah itu yang salah! Bocah itu yang salah! Bocah itu yang salah! Buktinya, pasca kecelakaan itu aku oke-oke aja kalo nyetir motor dengan kecepatan tinggi. Gaya ugal-ugalan itu udah biasa, aku emang nggak bisa pelan kalo bawa motor, bahkan di jalan yang padat. Hampir nabrak, hampir ketabrak, hampir jatoh, hampir kepeleset karena jalan licin, itu udah biasa!!! Aku bisa menghindar dari semuanya itu! Intinya, kecelakaan yang aku alami ini bukan karena ketidakbecusanku berkendara. Tapi, bocah tol*l itu yang nggak tahu aturan!!! Lagian masih bocah udah bawa motor! Nggak tahu bahanya jalan raya sih!
                Aku hanya berharap, hidungku kembali seperti semula. Normal, kalo makan ikan nggak mual, parfum wanginya enak, kena dingin hidung nggak berair, pokoknya kau ingin hidungku sehat seperti sebelumnya!!! Amin
                Sekian kisahku dijalan raya. Ini kisah nyata loooh! Buat teman-teman semoga kisahku ini bisa jadi pelajaran ya, keep safety riding! Bagi yang nggak ngerasa jago bawa kendaraan sebaiknya pelan aja, nggak usah kebut-kebutan :p