Selasa, 27 September 2011

Love Ride (Fast Not Furious) Part 3

                “Oyy!!! Woy!!!” Teriak seorang lelaki. Dia berlari ke arah kami.
                “Aduh… saya cari-cari, ternyata ada disini” Kata lelaki itu.
                “Abang siapa ya?” Tanyaku
                “Nggak kenal sama saya? Masa sih? Saya pemilik angkot ini” Jawabnya. Aku terbengong. Sang suami itu pun terbengong. Seingatku, pemilik angkot ini berperut besar dan agak pendek. Kok yang ini lumayan tinggi dan kurus.
                “Ah, bo’ong kali. Pasti abang copet ya…?” Tuduhku, penuh curiga.
                “Nggak kok. Saya serius, saya sopir angkot yang BAB tadi. Pas saya balik dari hajat saya kok mobil saya ilang. Terus, kata tukang ojek ada anak SMA nanyain saya. Saya sih curiganya Istri mas ini mau melahirkan soalnya ada bekas darah di aspal. Lalu saya tanya orang pasar katanya tadi ada angkot mau ke rumah sakit… Ya, udah saya nyusul deh….” Kata abang itu meyakinkan kami. Aku sih perlahan-lahan percaya. Hanya saja keadaannya yang tiba-tiba kurus begini membuatku terheran. Aku mempunyai dua teori mengapa dia sampai kurus begini. Yang pertama, awalnya dia memang kurus. Tapi, karena dia kebanyakan makan dan nggak BAB selama sebulan jadilah dia gendut. Awalnya aku pikir dia hamil. Yang kedua, aku pikir dia syok menemukan mobil angkot bututnya raib entah kemana…. Terus jadi kurus deh. Entah teori mana yang benar. Tapi, aku yakin salah satunya benar…
                “Untung angkot saya selamat…” Ucapnya dengan penuh rasa syukur.
                “Iya, maafkan saya ya, Bang. Saya akan kasih imbalam buat Abang berapapun Abang mau” Kata sang suami.
                “Nggak usah. Istri mas dan bayinya selamat, kan? Lebih baik untuk keperluan bayi Mas saja. Saya ikhlas kok. Toh, mobil saya selamat” Kata bang sopir dengan rendah hati. Aku tersenyum haru mendengan kemurahan hati dan kelapangan dadanya. Ternyata dia orang baik-baik.
                “Kalau masalah mobil yang selamat, makasihnya ke Kimi karena dia yang nyupirnya”
                “Yang bener Mas?” Tanya si sopir tidak percaya.
                “Iya beneran. Ya, sudah saya ke Istri saya dulu ya…. Loh, Kimi mana?”
               
                ‘Ngoookk…Ngiiiikkk’. Aku tersentak kaget. Aku pikir itu suara apa. Ternyata suara klakson angkot butut itu…. Angkot itu menepi.
                “Ayo naik!” Ajak Abang sopir itu padaku. Aku sedikit curiga Padanya. Jangan-jangan dia bermaksud jahat padaku. Tapi, tadi dia sangat baik pada Om itu… Huh!!! Aku harus berhenti berpikir yang nggak-nggak. Aku berniat duduk di belakang. Tapi, darah sang istri itu masih ada dan terlihat segar. Aku jadi mual. Terpaksa aku duduk didepan. Di  samping sopir.
                “Bener, tadi kamu yang nyetir?” Tanya Abang sopir. Aku mengangguk cepat.
                “Wah, awalnya Abang nggak percaya…. Tapi, ternyata beneran ya”
                “Memanagnya kenapa Bang?”
                “Ya, aneh aja…. Kota kita ini kan kota kecil, yang punya mobil di tiap desa bisa dihitung jari, itu pun jarang dipakai. Kebanyakan orang naik motor. Tapi, kamu masih muda sudah bisa nyetir mobil melewati pasar yang padet kayak gini. Apalagi kamu seorang perempuan” Aku terdiam. Tapi, aku merasa tadi hanyalah faktor keberuntungan, keanehan dan keajaiban.
                “Kamu bisa nyetir mobil, belajar di nama?”
                “Um, sebenernya saya nggak bisa-bisa amat Bang. Cuman sekilas. Dua taun yang lalu saya belajar nyetir mobil kakek saya. Itupun hanya sekali-kalinya dalam hidup saya…. Jadi, saya juga bingung Bang” Jawabku.
                “Oh, begitu…. Tapi kamu ngerti cara menjalankan mobil?”
                “Iya sih. Saya masih hafal. Mungkin saya kurang lancar aja”
                “Um, begitu ya…” Mobil melaju kencang. Aku tak bisa merasakan tubuhku yang sangat kelelahan ini. Arlojiku menunjukkan jam setengah empat sore. Padahal aku kaluar dari sekolah sejak jam sebelas siang.
                Mobil angkot menepi di sisi jalan depan rumahku. Aku tak menyadari kakiku turun dari mobil.
                “Kimi? Nama kamu kan?” Tanya Abang Sopir.
                “Iya, Bang. Nama saya Kimberly” Jawabku, lesu.
                “Um, begini. Kalau kamu berminat, saya bisa mengajari kamu mengandarai mobil lebih hebat lagi”
                “Heh? Nggak usang Bang sopir. Saya nggak butuh kursus mobil. Selain umur saya masih enam belas tahun, saya juga lagi fokus buat Ujian Nasional nanti”
                “Itu terserah kamu. Tapi Abang hanya menyarankan saja. Di dalam diri kamu ada bakat pengemudi mobil yang hebat. Dan itu harus diasah dengan latihan-latihan khusus agar bisa keluar secara alami. Tapi, Abang nggak akan memaksa. Tapi satu saran yang harus kamu ikuti. Dengarkan naluri dan pikiranmu, maka kamu akan menjadi diri sendiri seutuhnya”
                “Makasih tawaran dan sarannya, Bang”
                “Ya, sama-sama…. Mungkin lain kali. Tapi, tolong. Kamu pikirkan baik-baik, dan ikuti apa kata hatimu, Kimi. Namamu saja mirip mantan pembalap F1. Kimi Raikkonen. Ya, walaupun dia laki-laki. Tapi, kamu juga suka F1 kan?”
                “Kok, Abang sopir tahu sih?”
                “Dari tas kamu aja udah keliatan kok, ada banyak pernak-pernik F1nya. Ya, sudah hanya itu saja. Saya tidak bermaksud jahat. Tapi, jika berubah pikiran. Cari saja saya, nama saya Yogi. Tanya saja pada orang-orang di terminal, pasti mereka tahu”
                “Iya, terima kasih bang Sopir, eh, Bang Yogi” Kataku terbata-bata. Mobil angkot itu melaju kencang. Aku berjalan sempoyongan ke dalam rumah. Ibu mengintrogasiku yang pulang terlambat. Karena tubuhku terasa remuk setelah mengalami ketegangan yang tak biasa, jadi aku berbohong saja. Entah bagaimana mulutku bisa berbicara, tapi, yang pasti aku nggak bisa berterus terang tentang apa yang terjadi. Sisa hari Sabtu ini aku habiskan untuk beristirahat.
                Di hari Minggu aku tidak kemana-mana. Diam di rumah berusaha memahami materi pelajaran secepat mungkin. Karena sebentar lagi aku akan menghadapi UN. Rasa khawatir langsung menyergapku. Bagaimana kalau aku nggak bisa ngerjain soalnya? Gimana kalau aku nggak lulus? Oh, iya nanti malam ada F1 GP Spanyol. Aduh…Kok aku malah mikirin balapan sih.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar